Tugas 1
Kelompok 6
Materi Bab 1 : Dasar Komunikasi dan Komunikasi Bisnis
1.1 Pengertian dan cakupan komunikasi
Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap
gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama
lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungannya.
Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain dilingkungannya
adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal (
bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa).
Berikut adalah beberapa pengertian
komunikasi bisnis yang diambil dari beberapa sumber :
Komunikasi bisnis adalah setiap
komunikasi yang digunakan untuk membangun partnerships, sumber daya
intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu produk; servis; atau suatu
organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan.
Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan
eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi
(perseroan/perusahaan), strategi, rencana-rencana, kultur/budaya perusahaan,
nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi karyawan,
serta gagasan-gagasan, dll. Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran,
iklan, hubungan pelanggan, humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi
bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua hal tersebut memiliki tujuan yang
sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis ( create business value ).
Komunikasi bisnis adalah
komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam
bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal.
Komunikasi bisnis adalah
proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi
produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi
bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah
Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau
melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Komunikasi bisnis adalah
proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi
produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi
bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah
Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau
melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan. Komunikasi bisnis berbeda dengan komunikasi antar
pribadi maupun komunikasi lintas budaya. Komunikasi antar pribadi ( interpersonal
communications ) merupakan bentuk komunikasi yang lazim dijumpai dalam
kehidupan sehari-hariantara dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan
tertentu. Sedangkan komunikasi lintas budaya ( intercultural /
communication ) merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan antara dua
orang atau lebih, yang masing – masing memiliki budaya yang berbeda.
Cakupan komunikasi bisnis
Ada
lima komponen yang penting untuk diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu :
1. Pengirim pesan (sender atau
komunikator)
2. Pesan yang dikirimkan (message)
3. Bagaimana pesan tersebut disampaikan
(delivery channel atau media)
4. Penerima pesan (receiver atau
komunikan)
5. Umpan balik (feedback)
1.2 Unsur-unsur
dalam komunikasi
Terdapat
6 unsur pokok dalam komunikasi bisnis, yaitu :
1. Memiliki tujuan, artinya komunikasi
bisnis harus memiliki tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya sejalan dengan
tujuan organisasi.
2. Pertukaran, dalam hal ini melibatkan
paling tidak dua orang atau lebih yakni komunikator dan komunikan.
3. Gagasan, opini, informasi,
instruksi, merupakan isi dari pesan yang bentuknya beragam tergantung tujuan,
situasi dan kondisinya.
4. Menggunakan saluran personal atau
impersonal yang mungkin bersifat tatap muka, menggunakan media tertetu atau
media yang menjangkau jutaan orang secara bersamaan.
5. Menggunakan simbol atau siyal yang
merupakan alat atau metode yang dapat dimengerti atau dipahami oleh penerima
untuk menyampaikan pesan.
6. Pencapaian tujuan organisasi, salah
satu karakteristik yang membedakan organisasi atau lembaga formal dari
informasi adalah tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh manajemen.
Bentuk dasar dari komunikasi
Bentuk
Komunikasi umumnya verbal dan non verbal
1.
Verbal : Komunikasi melalui tulisan dan lisan.
Komunikasi tertulis : mudah dalam distribusi dan ekonomis
Komunikasi lisan : mengurangi
kesalah pahaman, dan feedback bisa diterima langsung
2.
Nonverbal : bahasa tubuh, ekspresi
wajah, sandi, simbol, pakaian, warna dan intonasi suara
Ketika terjadi perbedaan antara
verbal dan nonverbal, penerima
akan lebih percaya pada nonverbal
1.3 Bisnis
dalam pandangan komunikasi
Dalam konsep dan azas komunikasi modern yang lebih
menekankan pada kebutuhan komunikan dan kesiapan dari komunikan dalam proses
komunikasi, hal ini lebih penting dari fungsi pesan dan tujuan dari
komunikator, ini disebabkan oleh prinsip-prinsip yang lebih modern yang lebih
mempertimbangkan dan memperhitungkan pada peluang dari pada produksinya.
Walaupun konsep permintaan berkaitan dengan konsep penawaran, tetapi dalam
kenyataan dipasar tidak secara otomatis jika pada saat kelebihan barang dan
jasa secara langsung akan membuat pasar menjadi jenuh atau sebaliknya dengan
kelangkaan barang dan jasa akan menyebabkan timbulnya suatu peluang pasar,
mengapa demikian, hal ini disebabkan oleh :
Secara
realita psikologis suatu kebutuhan dapat diciptakan. Kebutuhan akan barang
secara individual, dalam kontek ini peluang pasar dapat dibuat dengan mekanisme
komunikasi secara berkesinambungan dengan membentuk nilai-nilai social,
preferensi dan fungsi.
Peluang
pasar ditentukan oleh citra, kebutuhan dan perilaku konsumen tentang barang dan
jasa. Jika suatu produk dapat meyakinkan konsumen dalam hal kredibilitas,
memiliki fungsi, ada jaminan keamanan dan memiliki keunggulan lain, maka
peluang akan terbentuk.
Secara
umum selalu timbul permasalahan dimana konsumen pasar tidak mengetahui
informasi dan keberadaan barang dan jasa dipasar, yang disebabkan umumnya
kurang baik dan kurang memadai dalam menjalankan strategi komunikasi. Hal ini
harus dikembangkan strategi komunikasi yang baik dan efektif ke pasar, yaitu
dengan menjalankan promosi, seperti :
1. Kegiatan hubungan antar manusia
2. Kegiatan hubungan masyarakat
3. Kegiatan advertensi atau iklan
4. Kegiatan promosi melalui media
elektronik
5. Kegiatan promosi penjualan melalui
media internet
6. Mengembangkan sistem informasi
perusahaan
7. Mengembangkan keahlian komunikator
dalam bisnis
Materi Bab 2 : Peranan Komunikasi
Dalam Dunia Bisnis
2.1 Peranan
komunikasi dalam bisnis
Komunikasi
di dalam suatu organisasi akan ditentukan oleh kesamaan pemahaman
antara-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Kesamaan pemahaman ini
dipengaruhi oleh kejelasan pesan, cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi,
dan situasi (tempat dan waktu) komunikasi. Komunikasi organisasi biasanya
menggunakan kombinasi cara berkomunikasi (lisan, tertulis dan tayangan) yang
memungkinkan terjadinya peyerapan informasi dengan lebih mudah dan jelas.
2.2 Tujuan
dari komunikasi bisnis
1. Menciptakan
pengertian yang sama atas setiap pesan dan lambang yang disampaikan, dengan
maksud apa yang kita sampaikan itu dapat dimengerti oleh komunikan dengan
sebaik-baiknya sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita
maksudkan.
2. Merangsang
pemikiran pihak penerima untuk memikirkan pesan dan rangsang yang ia terima,
supaya gagasan tersebut dapat diterima orang lain dengan pendekatan persuasif,
bukan memaksakan kehendak.
3. Melakukan
suatu tindakan yang selaras sebagaimana diharapkan dengan adanya penyampaian
pesan tersebut yaitu untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
4. Memahami
orang lain, kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat
tentang apa yang diinginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya.
2.3 Umpan
balik dan bentuk-bentuknya
Pada peristiwa lain, seorang pimpinan
menegur anak buahnya karena berbuat kesalahan sehingga anak buah tersebut
menyesali perbuatannya. Pengarahan dan teguran tersebut disamakan dengan pesan
(message), sedangkan tepukan tangan dinamakan umpan balik. Antara umpan balik
dan pesan terdapat hubungan sebab akibat (causalitas). Pesan (message) itu
dapat berbentuk bermacam-macam seperti pidato, pengarahan, intruksi, tugas,
perintah, analisis, dll. Pesan dapat juga berbentuk tulisan, lisan,
gambar-gambar dan bahkan demonstrasi atau penghargaan.
Umpan balik (feed back)
pun dapat berbentuk bermacam-macam seperti hasil (pelaksanaan suatu tugas),
laporan, sikap yang timbul, pertanyaan, reaksi, dsb. Umpan balik
yang baik diperlukan syarat-syarat tertentu antara lain :
1. Umpan balik hendaknya jujur, Umpan balik yang tidak
jujur bersumber pada kebiasaan untuk menyenangkan orang lain, keinginan memberi
nasihat, keinginan untuk menang dalam argumentasi, malah lebih buruk lagi
apabia ada keinginan untuk mengambil muka, menjilat, dan menyakiti orang. Umpan
balik seperti ini bukan saja berguna tapi merusak.
2. Umpan balik hendaklah tentang sesuatu yang khusus dan jelas bukan
sesuatu secara umum dan kabur.
3. Umpan balik hendaklah mengenai sesuatu dimana orang
yang bersangkutan dapat berbuat apa-apa. Umpan balik tentang sesuatu di mana
orang yang bersangkutan tidak dapat berbuat apa-apa adalah umpan balik yang
tidak berguna dan malah bisa menimbulkan perasaan mendongkol.
4. Umpan balik hendaklah jangan bersifat penilaian.
Penilaian yang dimaksud adalah judgement bukan evaluasi. Umpan balik yang
bersifat penilaian yang jujur sekalipun masih dapat menimbulkan akibat yang
buruk, maka sebaiknya umpan balik seperti itu dihindarkan.
5. Umpan balik hendaklah deskriptif, sehingga
betul-betul jelas . dalam hal ini memerlukan gambaran apa yang dikehendaki
jelas dan terang. Prinsip deskriptif itu mengajarkan pula bahwa umpan balik
hendaknya mengungkapkan juga yang baik disamping sesuatu yang perlu diperbaiki
lagi. Dalam hal ini kita sering lupa selalu mengungkapkan yang buruk tanpa
menyatakan yang baiknya sehingga jarang sekali melihat titik-titik terang dalam
pengembangan seseorang.
6. Umpan balik hendaklah bersifat hasil oriented dan bukan person
oriented. Dalam hal ini maka yang diutamakan bukan orangnya tetapi kerjanya.
7. Umpan balik hendaklah memperhatikan timing , tidak ada patokan
tentang waktu
Bentuk-bentuk
umpan balik antara lain :
1. External
Feedback
Umpan balik yang baik
diterima langsung oleh komunikator dari komunikan.
2. Internal Feedback
Umpan balik yang
diterima komunikator bukan dari komunikan akan tetapi datang dari pesan itu
sendiri atau dari komunikator itu sendri.
3. Direct
Feedback atau Immediate Feedback
Umpan balik langsung
dalam suatu komunikasi, komunikan menggerakkan salah satu anggota badannya.
4. Indirect
Feedback atau Delaiged Feedback
Dalam bentuk surat
kepada redaksi surat kabar, penyiar radio, dll. Hal ini umpan balik membutuhkan
waktu.
5. Inferential
Feedback
Umpan balik yang
diterima dalam komunikasi massa yang disimpulkan sendiri oleh komunikator
meskipun secara tidak langsung akan tetapi cukup relevan dengan pesan yang
disampaikan.
6. Zero Feedback
Artinya bahwa
komunikasi yang disampaikan oleh kemunikator kepada komunikan meskipun
komunikan menyampaikan umpan balik tersebut tidak dipahami oleh komunikator.
7. Neutral
Feedback
Umpan balik yang netral
berarti bahwa informasi yang diterima kembali oleh komunikator tidak relevan
dengan pesan yang disampaikan semula.
8. Positive
Feedback
Komunikasi yang
disampaikan oleh komunikator kepada kemunikan mendapat tanggapan positif,
misalnya dengan adanya penerimaan pada pesan yang disampaikan.
9. Negative
Feedback
Komunikasi yang
disampaikan oleh kemunikator mendapat tantangan dari komunikan.
2.4 Kesalahpahaman
dalam berkomunikasi
Ada faktor
penghambat komunikasi antara komunikator dan komunikan. Faktor-faktor tersebut
antara lain masalah dalam pengembangan pesan, penyampaian pesan, penerimaan
pesan dan penafsiran pesan. Berikut faktor-faktor dari kesalahpahaman
dalam komunikasi yaitu :
1. Masalah
Dalam Pengembangan Pesan
Sumber
masalah dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam memformulasikan suatu
pesan. Masalah yang timbul dapat berupa munculnya keraguan tentang isi pesan,
kurang terbiasa dengan situasi yang ada atau penerima, adanya pertentangan
emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.
2. Masalah
Dalam Menyampaikan Pesan
Masalah
dalam penyampaian pesan yang paling jelas adalah faktor phisik, misalnya
sambungan kabel yang jelek, akustik yang lemah dan tindasan yang tak
terbaca. Masalah lainnya lagi yaitu bila dua buah pesan yang disampaikan
mempunyai arti yang saling berlawanan.
3. Masalah
Dalam Menerima Pesan
Masalah
yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara lain adanya persaingan antara
penglihatan dengan suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang,
dan kondisi lain yang dapat mengganggu konsentrasi penerima.
4. Masalah
Dalam Menafsirkan Pesan
Masalah
terbesar sebenarnya adalah pada mata rantai terakhir, yaitu penerima pesan
menafsirkan suatu pesan.
2.5 Memperbaiki
komunikasi dalam organisasi
Keberhasilan
komunikasi bisnis juga sangat ditentukan oleh adanya efektivitas dalam
komunikasi bisnis. Efektivitas komunikasi bisnis, seperti halnya jenis
komunikasi lainnya ditentukan beberapa hal :
1. Persepsi
Komunikator harus dapat
memprediksi apakah pesan yang disampaikan dapat diterima komunikan.
2. Keberhasilan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Salah satu faktor keberhasilan
komunikasi bisnis dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yaitu
adanya proses integrasi informasi menyangkut ketersediaan komunikasi data yang
tepat guna. Ini mencakup beberapa faktor antara lain, pertama, cakupan (range)
produk jasa komunikasi data yang dimiliki.
Komunikasi
berbasis internet
Internet
menjadi suatu media komunikasi yang memegang peranan sangat penting dalam
perkembangan bisnis, secara garis besar terdapat tiga aktivitas bisnis utama
yang dapat dikomunikasikan lewat internet :
a. Membangun
Produk.
b. Aktivitas
opersional
c. Pelayanan
Jasa
Berbagai
aktivitas bisnis dapat dilakukan melalui internet, beberapa diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Berbagi
data internal.
b. Rekruitmen
calon pegawai.
c. Memperolah
partner bisnis, dan pelanggan.
d. Menemukan
informasi eksternal (pihak luar).
e. Pembelian
material dan peralatan.
f. Promosi
produk dan jasa.
g. Fasilitas
penunjang bagi pelanggan.
h. Media
kolaborasi dengan partner bisnis.
i.
Publikasi perkembangan bisnis.
Komunikasi
bisnis berbasis internet, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu:
a. Menggunakan
e-mail
b. Diskusi
melalui Milist (mailing list)
c. Membuat
suatu group/komunitas
d. Melalui
video konferensi
e. Pesan
singkat
f. Telepon
berbasis internet, dan
g. Transfer
data/dokumen
3. Ketepatan
Komunikan atau audience
memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi yang dilakukan tepat sasaran,
komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan
kerangka pikir komunikan.
4. Kredibilitas
Dalam berkomunikasi
komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa komunikan dapat dipercaya.
Sebaliknya dia juga harus bisa mendapatkan kepercayaan dari komunikan.
5. Pengendalian
Dalam komunikasi,
komunikan memberika reaksa/umpan balik/feedback terhadap pesan yang
disampaikan. Reaksi ini harus bisa diantisipasi sekaligus dikendalikan oleh
komunikator sehingga tidak melenceng dari target komunikasi yang diharapkan.
6. Kecocokan
Komunikator yang baik selalu dapat
menjaga hubungan persahabatan yang menyenangkan dengan komunikan.
Pendapat
lain mengatakan bahwa agar komunikasi berjalan secara efektif dan efisien maka
ada 3 hal yang sangat penting yaitu :
a. Mampu
membuat pesan dipahami.
b. Harus
memahami pesan yang diharapkan yang dikirim kepada anda.
c. Kendali
atas proses komunikasi harus diterapkan.
Selain
itu agar dapat melakukan komunikasi bisnis yang efektif, seorang komunikan
harus memiliki 3 kemampuan (skill), yaitu :
a. Empati,
b. Pembicara
yang sederajat,
c. Proyeksi
atau menciptakan dampak.
Dengan
demikian apabila komunikasi bisnis berjalan secara efektif di suatu perusahaan
akan dapat menghasilkan beberapa hal sebagai berikut :
a. Mempercepat
Penyelesaian Masalah.
b. Memperkuat
Pengambilan Keputusan.
c. Meningkatkan
Profesionalisme.
d. Memberikan
Respon yang Positif terhadap Stakeholder.
e. Meningkatkan
Produktivitas.
f. Memperkuat
hubungan Bisnis.
Materi Bab 3 : Komunikasi Dalam
Organisasi
3.1 Pola
komunikasi bisnis
Meskipun semua
organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak dalam mencapai
tujuannya, perlu diketahui bahwa pendekatan yang dipakai antara satu organisasi
dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagi perusahaan
berskala kecil yang hanya memiliki beberapa karyawan, penyampaian informasi
dapat dilakiukan secara langsung kepada karyawan tersebut. Lain halnya dengan
perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian
informasi kepada mereka merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit. Secara
umum, pola komunikasi dapat dibedakan menjadi saluran komunikasi formal (formal
communication channel) dan saluran komunikasi nonformal (informal communication
channel).
Saluran komunikasi formal
Dalam
struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai
macam posisi atau kedudukan masing-nasing sesuai dengan batas tanggung jawab
dan wewenangnya. Dalam kaitanya dengan proses penyampaian informasi dari
manajer kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, pola tramsformasi
informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas kebawah (top down atau
downward communication), komunikasi dari bawah ke atas (bottom-up atau
upward communication), komunikasi horizontal (horizontal communicationws),
dan komunikasi diagonal(diagonal communications). Selanjutnya akan dibahas
mengenai keterbatasab komunikasi formal (montana, 1993; greene, 1985).
a. Komunikasi
dari atas ke bawah
Secara
sederhana, transformasi informasi dari manajer dalam semua level ke bawahan
merupakan komunikasi dari atas kebawah(top-down atau downward communications).
Aliran komunikasi dari manajer kebawahan tersebut, umumnya terkait dengan
tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Seorang manajer yang
menggunakan jalur komunikasi ke bawah memiliki tujuan untuk menyampaikan
informasi, mengarahkan, mengkoordinasi , memotivasi, memimpin dan mengendalikan
berbagai kegiatan yang ada di level bawah.
Komunikasi
dari atas ke bawah tersebut bisa berupa lisan (oral
communications) maupun tertulis (written communications).
Komunikasi secara lisan dapat berupa percakapan biasa, wawancara formal antara
supervisor dengan karyawan, atau dapat juga dalam bentuk pertemuan. Di samping
itu komunikasi tertulis juga dapat berbentuk memo, manual pelatihan, kontak
informasi, surat tugas, surat perintah, surat keputusan, surat pemberhentian,
papan pengumuman, dan buku petunjuk pelaksanaan tugas bagi karyawan.
Menurt
katz dan khan, komunikasi kebawah memiliki lima tujuan pokok yaitu:
1. Memberikan
penghargaan atau instruksi kerja tertentu,
2. Memberikan
informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan,
3. Memberikan
informasi tentang prosedur dan praktik organisasional,
4. Memberikan
umpan balik pelaksanaan kerja kepada paraa karyawan,
5. Menyajikan
informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu organisasi menanamkan
pengertian tentang tujuan yang ingin dicapai.
Salah
satu kelemahan saluran informasi dari atas ke bawah ini adalah kemungkinan
terjadinya penyaringan atau sensor informasi penting yang ditunjukan kepada
bawahannya. Dengan kata lain, pesan yang diterima para bawahan bisa jadi tidak
selengkap aslinya. Ketidak lengkapan pesan yang diterima disebabkan saluran
komunikasi yang cukup panjang mulai dari manajer puncak hingga ke
karyawan. Untuk memberikan gambaran yang lebih rinci tentang komunikasi
dari atas kebawah dalam suatu organisasi simaklah gambar dibawah.
b. Komunikasi
dari bawah ke atas
Dari
struktur orgsnisasi,komunikasi dari bawah ke atas berarti alur pesan yang
disampaikan berasal dari bawah (karyawan) menuju ke atas (manajer). Untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam suatu organisasi dan mengambil
keputusan secara tepat, sudah sepantasnya bila manajer memperhatikan aspirasi
yang berasal dari bawah. Keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan
keputusan merupakan salah satu cara yang positif dalam upaya pencapaian tujuan
organisasi, selain itu para manajer harus percaya penuh kepada para bawahannya.
Kalau tidak, informasi apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat karena yang
muncul hanyalah rasa curiga dan ketidak percayaan terhadap informaasi tersebut.
Salah
satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah kemungkinan bawahan hanya
menyampaikan informasi yang baik-baik saja, sedangkan informasi yang agaknya
mempunyai kesan negatif atau tidak disenangi oleh manajer cenderung disimpan
atau tidak disampaikan.
c. Komunikasi
horizontal
Komunikasi
horizontal atau sering juga disebut dengan istilah komunikasi lateral, adalah
komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang memiliki posisi sejajar dalam
suatu organisasi, tujuan komunikasi horizontal antara lain untuk melakukan
persuasi, mempengaruhi, dan memberi kan informasi kepada bagian atau departemen
yang memiliki kedudukan sejajar.
Komunikasi
horizontal menjadi penting artinya manakala setiap bagian atau departemen dalam
suatu organisasi memiliki tingkat tingkat ketergantungan yang cukup besar. akan
tetapi, jika masing-masing bagian dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa
harus bergantung pada bagian lainnya, komunikasi horizontal tidak sering atau
minim dipakai.
d. Komunikasi
diagonal
Bentuk
komunikasi yang satu ini memang agak lain dari beberapa bentuk komunikasi
sebelumnya. Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua level
organisasi yang berbeda.contohnya adalah komunikasi formal antara manajer
pemasaran dengan bagian pabrik.
Bentuk
komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah:
1. Penyebaran
informasi bisa menjadi lebih cepat dibandingkan bentuk komunikasi tradisional.
2. Memungkinkan
individu dari berbagai bagian atau departemen ikut membantu menyelesaikan
masalah dalam organisasi.
Namun
komunikasi diagonal juga memiliki kelemahan. Salah satu kelemahannya adalah
bahwa komunikasi diagonal dapat mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan
telah berjalan normal. Disamping itu, komunikasi diagonal dalam suatu
organisasi besar juga sulit untuk dikendalikan secara efektif.
e. Keterbatasan
komunikasi formal
Meskipun
sangat penting bagi organisasi besar, namun dampak saluran komunikasi formal
kurang menguntungkan dari sudut pandang individual maupun perusahaan. Dilihat
dari sudut pandang individual, komunikasi formal sering membuat frustasi atau
menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya mengenai keterbatasan untuk masuk
ke dalam proses pengambilan keputusan. Dalam struktur organisasi yang besar,
untuk dapat berkomunikasi dengan manajer puncak harus terlebih dahulu melalui
lapisan manajer yang ada dibawahnya. Artinya banyak jalur yang harus dilalui
untuk dapat berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak.
Kemudian
dilihat dari sudut pandang perusahaan, masalah terbesar dalam saluran
komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian
informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan (link) dalam
jalur komunikasi berpotensi menimbulkan kesalah pahaman.
Salah
satu caranya adalah dengan mengurangi jumlah tingkatan (level) dalam struktur
organisasi. Semakin sedikit kaitan dalam jalur komunikasi, semakin sedikit
kemungkinan terjadinya kesalahpahaman. Struktur organisasi yang mendatar dengan
tingkatan organisasi yang lebih sedikit, dan lebih banyak rentang kendalinya
akan dapat membantu mengurangi terjadinya distorsi.
Saluran komunikasi informal
Bagan
organisasi formal akan dapat menggambarkan bagaimana informasinyang akan
ditransformasikan dari satu bagian ke bagian yang lainnya sesuai dengan jalur
hierarki yang ada. Namun dalam praktik tampaknya garis-garis dan kotak-kotak yang
tergambar pada struktur organisasi tidak mampu mencegah orang-orang dalam suatu
organisasi untuk bertukar informasi antara orang yang satu dengan oang
yang lain. Oleh karena itu keberadaan jaringan komunikasi informal dalam suatu
organisasi tidak dapat dielakan. Jaringan ini dapat pula digunakan oleh para
manajer untuk memonitor para karyawan dalam melakukan tugasnya.
Dalam
jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu organisasi,
tanpa memerlukan jenjang hierarki, pangkat, dan kedudukan dapat berkomunikasi
secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat umum.
3.2 Mengelola
komunikasi bisnis
Cara
Mengelola Komunikasi :
Ada
dua hal yang perlu di kelola dalam mengelola
komunikasi, pertama: bagaimana menangani pesan-pesan yang bersifat
rutin; bagaimana menangani krisis komunikasi. Penjelasan dari kedua hal
tersebut disajikan berikut ini.
Dalam
organisasi besar, pada umumnya volume pesan-pesan (tertulis) lebih banyak dari
pada dalam organisasi berskala kecil, tetapi semua perusahaan memusatkan
perhatiannya pada bagaimana memaksimumkan manfaat (benefit) dari kegiatan
komunikasi dengan biaya (cost) tertentu. Untuk dapat memaksimumkan dan
meminimkan biaya tersebut, seseorang manajer perlu memperhatikan berbagai hal
berikut:
1. Mengurangi
Jumlah Pesan
Arus
pesan dalam suatu organisasi yang di sampaikan secara lisan maupun tertuls
perlu dikelola dengan baik. Dalam hal ini, seorang manajer organisasi perlu
menentukan skala prioritas pesan. Untuk membuat satu halaman surat di perlukan
waktu dan sumber-sumber (uang/bahan, waktu, tenaga). Organisasi juga perlu
menghitung berapa rata-rata biaya yang perlukan untuk mencatat, mengetik,
mengedit, dan mengirimkan surat serta berapa lama sebuah surat bisnis dapat di
selesaikan. Oleh karena itu, jika suatu pesan perlu diberikan secara tertulis,
sepucuk surat merupakan investasi yang baik dan berharga. Namun, jika sebuah
surat hanya akan menambah beban informasi yang akan disampaikan, mungkin lebh
baik pesan disampaikan dengan cara lain, seperti lewat telepon atau tatap muka.
Dalam
suatu organisasi, mungkin terdapat jumlah memo yang berlebihan dan tidak
berguna, dan juga banyak pertemuan/rapat yang sia-sia, membuang waktu dengan
percuma, dan tiada hasil yang berarti. Jenis-jenis komunikasi tersebut perlu
dievaluasi dan memperoleh perhatian yang seksama.
2. Intruksi yang Jelas
Kesalahan
yang menyebabkan macetnya komunikasi, mungkin dapat di bebankan kepada
setiap orang yang ada dalam organisasi. Namun dalam hal ini seorang manajer
mempunyai tanggung jawab yang khusus untuk membuat setiap orang dalam
organisasi tahu apa yang harus dilakukan. Orang-orang yang bertugas melakukan
komunikasi (komunikator) sudah seharusnya memahami kebutuhan dan tujuan
organisasi secara keseluruhan, sehingga ia dapat menghindar dirinya dari
kesalahan member intruksi.
3. Mendelegasikan
Tanggung Jawab
Dalam
suatu organisasi, tujuan organisasi secara keseluruhan dapat tercapai bila
manajer mempunyai kepercayaan bahwa orang lain dapat menyelesaikan pekerjaan
yang dibebankan kepada mereka. Hal ini penting karena seorang manajer harus
mendelegasikan beberapa pekerjaan komunikasi kepada orang lain. Seorang manajer
yang bersikeras untuk mengerjakan ulang setiap pesan dengan gayanya sendiri
tentu akan merepotkan semua pihak dalam suatu organisasi.
4. Melatih
Petugas
Seseorang
yang memegang pensil tidak otomatis menjadi penulis yang baik; seseorang yang
memiliki suara yang menarik juga tidak otomatis dapat menjelaska sesuatu dengan
jelas kepada khalayak (audience). Namun, penulis maupun pembicara yang tidak
memiliki bakat alami dapat menjadi penulis dan pembicara yang baik melalui
latihan-latihan yang teratur dan terencana dengan baik.
Oleh
karena itu, suatu organisasi dianjurkan untuk menyelenggarakan pelatihan
keterampilan berkomunikasi bagi orang-orang yang pekrjaan/tugasnya berhubungan
erat dengan masalah komunikasi. Pelatihan ini mencakup paling tidak preferensi
gaya organisasi dan falsafah-falsafah komunikasi. Komunikator juga perlu
meningkatkan dan mapu memperlancar kemampuan berbahasa dan keterampilan
presentasinya, sehingga komunikasi bias menjadi lebih baik dan lancar.
3.3 Masalah
komunikasi dalam organisasi
Hambatan-Hambatan Terhadap
Komunikasi yang Efektif Di Dalam Organisasi :
1. Hambatan
Teknis
Keterbatasan
fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang
dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi,
sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media
komunikasi.
Menurut
Cruden dan Sherman dalam bukunya Personel Management, 1976, jenis hambatan
teknis dari komunikasi :
a. Tidak
adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas.
b. Kurangnya
informasi atau penjelasan.
c. Kurangnya
ketrampilan membaca.
d. Pemilihan
media [saluran] yang kurang tepat.
2. Hambatan
Semantik
Gangguan
semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secara
efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan
lewat bahasa. Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan
pengertian [komunikator dan komunikan], tetapi seringkali proses penafsirannya
keliru. Tidak adaya hubungan antara Simbol [kata] dan apa yang disimbolkan
[arti atau penafsiran], dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan
sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya. Untuk menghindari miss
komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat
sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran
terhadap kata-kata yang dipakainya.
3. Hambatan
Manusiawi
Terjadi
karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau
ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat panca indera seseorang.
Materi
Bab 4 : Jenis-jenis Komunikasi
4.1 Komunikasi
menurut penyampaiannya
Cara
penyampaian informasi dalam sebuah proses komunikasi terbagi menjadi dua :
1. Komunikasi secara lisan, yaitu
komunikasi yang terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak.
Contohnya dua orang yang sedang bercengkerama.
2. Komunikasi secara tertuis, yaitu
komunikasi secara tidak langsung melalui media seperti surat, memo dan
pengumuman. Umumnya komunikasi tidak langsung ini digunakan dalam maksud
penyampaian singkat.
4.2 Komunikasi
menurut kelangsungannya
Dalam
sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh dua orang ataupun lebih, dapat
diketahui interaksi antara kedua belah pihak atau lebih tersebut sebagaimana
berikut :
1. Komunikasi langsung, proses
komunikasi langsung maksudnya adalah bahwa komunikasi yang dilakukan tanpa
bantuan, campur tangan, perantara atau pihak lain ataupun media komunikasi
serta tidak dibatasi oleh jarak.
2. Komunikasi tidak langsung, dilakukan
dengan perantara, bik itu pihak ketiga atau bantuan alat komunikasi.
4.3 Komunikasi
menurut perilaku
Komunikasi dipelajari oleh manusia melalui proses
kehidupannya, melalui belajar, bersosial dan lain sebagainya yang tentunya akan
secara otomatis dipengaruhi oleh perilaku dan posisi seseorang didalam
masyarakat, berikut merupakan jenis komunikasi menurut perilakunya :
1.
Komunikasi
formal : biasanya terjadi dalam suatu organisasi, komunikasi seperti ini
biasanya sudah mempunyai aturan dan tata caranya sendiri menurut rules dari
organisasi atau perusahaannya.
2.
Komunikasi
informal : terjadi dalam suatu organisasi yang tidak ditentukan dalam struktur
organisasi dan tidak dapat pengakuan resmi yang juga tidak berpengaruh terhadap
kepentingan organisasi yang bersangkutan, misalnya adalah obrolan antar teman,
desas-desus dan lain sebagainya.
3.
Komunikasi
nonformal : adalah komunikasi yang terjadi antara bersifat formal dan informal,
yaitu komunikasi yang bertujuan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi.
4.4 Komunikasi
menurut maksudnya
Menurut maksud dilakukannya komunikasi ada beberapa
komunikasi yang jika diperhatikan dilakukan dengan maksud tertentu dari yang
menyampaikan informasi, inisiatif komunikator menjadi suatu penentu diantaranya
adalah :
1.
Pidato
2.
Ceramah
3.
Wawancara
4.
Memberi
tugas atau perintah
4.5 Komunikasi
menurut ruang lingkupnya
Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis
komunikasi yang sedang dilakukan. Maka dalam komunikasi menurut ruang lingkup
dapat dibedakan menjadi:
1. Komunikasi internal
Komunikasi yang berlangsung dalam ruang lingkup atau
lingkungan organisasi atau perusahaan yang terjadi diantara anggota organisasi
atau perusahaan tersebut saja (komunikasi dilakukan orang dalam). Didalamnya
komunikasi internal dibagi lagi menjadi 3 macam yaitu :
·
Komunikasi
vertikal
·
Komunikasi
horizontal
·
Komunikasi
diagonal
2. Komunikasi eksternal
Merupakan komunikasi yang berlangsung antara organisasi
kepada pihak masyarakat yang ada diluar organisasi atau perusahaan tersebut.
Komunikasi dengan pihak luar dapat berbentuk :
·
Eksposisi,
pameran, promosi, publikasi dan sebagainya.
·
Komperensi
pers.
·
Siaran
televisi, radi dan sebagainya.
·
Bakti
sosial, pengabdian pada masyarakat dan sebagainya.
Komunikasi eksternal dimaksudkan untuk mendapatkan
pengertian, kepercayaan, bantuan dan kerjasama dengan masyarakat luas sehingga
pihak yang berkepentingan dapat berkontribusi terhadap perusahaan sekaligus
daerahnya.
4.6 Komunikasi
menurut aliran informasi
Menurut
arus alirannya komunikasi terbagi menjadi 5, berikut pembagiannya :
1. Komunikasi satu arah, merupakan
komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja. Contohnya
itu penyiar
radio yang sedang melakukan siaran dan presenter televisi yang sedang melakukan
siaran acara televisi.
2. Komunikasi dua arah, merupakan
komunikasi yang bersifat timbal balik, dalam hal ini komunikan diberi
kesempatan untuk memberikan respon atau feedback kepada komunikatornya.
Seperti ketika kita sedangan mengobrol secara langsung maupun via telepon.
3. Komunikasi ke bawah, merupakan
komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan. Komunikasi
ini terjalin ketika seorang atasan berinrteraksi dengan bawahan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
4. Komunikasi ke atas, merupakan komunikasi
yang terjadi dari bawahan kepada atasan. Terjadi ketika seorang
bawahan sedang berinteraksi dengan atasannya yang memiliki
jabatan yang lebih tinggi darinya.
5. Komunikasi ke samping, merupakan
komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki kedudukan sejajar. Dengan
demikian arah informasi tersebut akan dianut sebagai bentuk interaksi
komunikasinya. Komunikasi ini terjadi ketika seorang karyawan
dengan karyawan lainnya yang memiliki jabatan yang setara.
4.7 Komunikasi
menurut jaringan kerja
Komunikasi
ini terbagi menjadi tiga :
1. Komunikasi jaringan kerja rantai,
komunikasi terjadi menurut saluran hirarki organisasi dengan jaringan komando
sehingga mengikuti pola komunikasi formal.
2. Komunikasi jaringan lingkaran kerja,
komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti lingkaran.
3. Komunikasi jaringan sentral,
komunikasi yang terjadi melalui satu sentral dan saluran yang dilalui lebih
pendek.
4.8 Komunikasi
menurut peranan individu
Komunikasi
ini terbagi menjadi tiga :
1. Komunikasi individu dengan individu
yang lain, yang mana diantara keduanya terjadi interaksi yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
2. Komunikasi individu dengan
lingkungan luas. Komunikasi ini terjadi karena individu
yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan
lingkungan yang lebih luas.
3. Komunikasi individu dengan beberapa
kelompok sekaligus. Pada komunikasi ini individu berperan
sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan
yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
4.9 Komunikasi
menurut cara penyampaiannya
Menurut
cara penyampaiannya, informasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Komunikasi lisan
·
Yang
terjadi secara langsung dan tidak dibatasi oleh jarak, dimana dua belah pihak
dapat bertatap muka, misalnya dialog antara 2 orang, wawancara, rapat dan sebagainya.
·
Yang
terjadi secra tidak langsung karena dibatasi oleh jarak, misalnya komunikasi
lewat telepon, email dan sebagainya.
2. Komunikasi tertulis
·Yang
dilakukan dalam bentuk surat dan dipergunakan untuk menyampaikan berita yang
sifatnya singkat, jelas tapi dipandang perlu untuk tertulis dengan
maksud-maksud tertentu.
·Naskah,
biasanya digunakan untuk menyampaikan berita yang bersifat komplek.
·Blangko-blangko,
digunakan untuk mengirim berita dalam suatu daftar.
·Gambar
dan foto, bila tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata atau kalimat.
·Spanduk,
yang biasa digunakan untuk menyampaikan informasi kepada orang yang lebih
banyak (massa).
Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya
dipertimbangakan maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu
perlu juga memikirkan resiko dari komunikasi secra tertulis itu, misalnya aman,
dapat dipahami dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang dimaksud.
4.10
Komunikasi menurut jumlah perilaku
dalam komunikasi tersebut
Dapat
dibedakan sebagai berikut :
1.
Komunikasi
perseorangan, komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual
antara pribadi dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat pribadi juga.
2.
Komunikasi
kelompok, komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau grup tentang
masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak orang didalam kelompok.
Materi Bab 5 : Teknologi Informasi
5.1 Keuntungan
menguasai teknologi informasi
1. Bidang
Sosial
Dalam
bidang ini kemajuan teknologi komunikasi yang cepat dapat mempermudah
komunikasi antara satu tempat dan tempat lain dengan menggunakan berbagai media
seperti internet.
2. Bidang
Pendidikan
Informasi
yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan
pendidikan.Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang sebagai contoh dengan
adanya e-learning yang semakin memudahkan proses pendidikan. Kemajuan TIK juga akan memungkinkan
berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis Teleconference yang tidak
mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu ruangan. Sistem administrasi pada sebuah
lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena penerapan sistem TIK.
3. Bidang
Ekonomi
Semakain
maraknya penggunaan TIK akan semakin membuka lapangan pekerjaan.Bisnis yang
berbasis TIK atau yang biasa disebut e-commerce dapat mempermudah
transaksi-transaksi bisnis suatu perusahaan atau perorangan.Dengan fasilitas
pemasangan iklan di internet pada situs-situs tertentu akan mempermudah
kegiatan promosi dan pemasaran suatu produk.
4. Bidang
Pemerintahan
Teknologi
Informasi dan komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut
e-goverment membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan
pemerintah sehingga program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan
lancar.E-goverment juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih
efisien, dan bisa meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha
dan industri.Masyarakat dapat memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah sehingga dapat memperbaiki kinerja pemerintah.
5.2 Pemanfaatan
teknologi informasi dalam komunikasi bisnis
Bagi
dunia bisnis, jejaring telekomunikasi awalnya digunakan seperti halnya jejaring
listrik, distribusi air, dan jejaring utilitas lain. Apa yang dulunya merupakan
biaya untuk menjalankan bisnis, sekarang menjadi sumber keuntungan kompetitif.
Layanan TIK sekarang digunakan oleh semua sektor ekonomik, mulai dari
pertambangan dan pertanian sampai layanan finansial, manufaktur dan kepariwisataan.
Deregulation dan teknologi digital baru telah mengizinkan perusahaan untuk
secara sadar merancang dan mengoperasikan jejaring telekomunikasi internal dan
privat untuk meningkatkan posisi kompetitif mereka. Apa yang dulunya merupakan
biaya untuk menjalankan bisnis, sekarang menjadi sumber keuntungan kompetitif. Jejaring
privat ini hadir di semua industri global, di mana perusahaan multinasional
menjadi perusahaan jejaring. Para pengguna bisnis berskala besar memiliki
kebutuhan akan sistem yang cost-effective,
leluasa, aman, automated, terpadu dan terandalkan.
Perusahaan
multinasional telah dapat mengkoordinasikan produksi dan marketing dengan
sistem komunikasi berbasis satelit dengan kapabilitas video-conferencing, untuk
tujuan mengkoordinasikan pengembangan produk dan disain manufaktur.
Perusahaan-perusahaan kecil lebih terbatas kemampuannya untuk mengembangkan
jejaring TIK sendiri ataupun untuk menyewa, karena besarnya biaya. Ini menjadi
pilihan yang ekonomik hanya jika organisasi tersebut cukup besar untuk
menimbulkan cukup trafik untuk menghasilkan penghematan. Oleh karena ini,
perusahaan-perusahaan global merupakan pihak-pihak yang pertama yang mengadopsi
TIK baru. Sektor-sektor yang sangat bergantung pada TIK mencakup, antara lain
perusahaan-perusahaan layanan finansial.
Pada
ruang lingkup yang lebih luas, sebagai contoh pada lingkungan bisnis, kehadiran
teknologi informasi mulai disadari dapat menghadirkan berbagai solusi yang
dapat membantu proses bisnis yang ada. Departemen TI pada sebuah perusahaan
mulai dibangun dan secara konstan diminta untuk mengembangkan suatu layanan,
mengembangkan suatu sistem, dan mengoptimalkan efesiensi bisnis berbasis
teknologi informasi.
Komunikasi Bisnis dengan Peranan
Teknologi Informasi dan Komunikasi
Komunikasi
adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara
dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau
menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Komunikasi adalah persepsi dan
apresiasi.
Pergerakan
bisnis yang semakin cepat menuntut komunikasi (suara, data dan informasi) yang
lebih lebih cepat guna mempertahankan pelanggan, pemasok, dan, bahkan, dalam
menghadapi persaingan. Semua
bisnis tentunya juga membutuhkan semua informasi yang sangat aktual, cepat dan
dapat dipercaya, yang mana bisa semua permasalahan tersebut hanya bisa
diselesaikan melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi ( ICT ).
Telepon Sebagai media Komunikasi
Bisnis
Pada
awalnya, komunikasi dalam dunia bisnis dilakukan dengan menggunakan suatu perangkat
komunikasi yang disebut telepon, dimana dengan alat ini para pelaku bisnis
dapat menyampaikan informasi dan berkomunikasi dengan pihak lain dalam rangka
menjalankan bisnisnya.
Internet sebagai salah satu media
Komunikasi Bisnis
Pengertian
Internet.Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang
mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain
di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi
dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif.
Untuk
lebih meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, sudah waktunya
para profesional Indonesia memanfaatkan jaringan internet dan menjadi bagian
dari masyarakat informasi dunia. Situs web perusahaan misalnya, menyediakan
berbagai informasi. Banyak perusahaan dewasa ini menggunakan situs web untuk
mengiklankan produk, menerima pesanan produk, meminta umpan balik pelanggan dan
menerima karyawan. Mereka juga menggunakan internet untUk berkomunikasi dengan kelompok
terpilih (pilihan). Salah satu penggunaan internet sebagai media komunikasi
bisnis adalah dengan penggunaan email, karena email adalah sarana internet yang
bisa menyajikan tulisan.
Secara umum
ada banyak manfaat yang dapat diperoleh apabila seseorang mempunyai akses ke
internet. Berikut ini sebagian dari apa yang tersedia di internet:
- Informasi untuk kehidupan pribadi : kesehatan, rekreasi, hobby, pengembangan pribadi, rohani, sosial.
- Informasi untuk kehidupan profesional/pekerja : sains, teknologi, perdagangan, saham, komoditas, berita bisnis, asosiasi profesi, asosiasi bisnis, berbagai forum komunikasi.
Satu hal
yang paling menarik ialah keanggotaan internet tidak mengenal batas negara,
ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor faktor lain yang biasanya dapat
menghambat pertukaran pikiran.
E-Commerce dalam Komunikasi Bisnis
Perdagangan
sebenarnya merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak awal peradabannya.
Sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan sarana yang digunakan untuk berdagang
senantiasa berubah. Bentuk perdagangan terbaru yang kian memudahkan
penggunaannya kini adalah e-commerce. Secara umum, e-commerce dapat
didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan atau perniagaan
barang dan jasa dengan menggunakan media elektronik.Di dalam e-commerce, para
pihak yang melakukan kegiatan perdagangan / perniagaan hanya berhubungan
melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam perkembangan terakhir
menggunakan media internet.
Sistem
E-commerce dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe aplikasi, yaitu :
1. Electronic
Markets (EMs)
Yaitu
sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk
melakukan atau menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar, sehingga pembeli
dapat membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian
lain, EMs adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan
fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar informasi
tentang harga dan produk yang ditawarkan.
2. Elektronic
Data Interchange (EDI)
Adalah
sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi regular yang
berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara
formal, EDI didefinisikan oleh International Data Exchabge Association (IDEA)
sebagai “transfer data terstruktur dengan format standard yang telah
disepakati, yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer lain
dengan menggunakan media elektronik”. EDI sangat luas penggunaaanya, biasanya
digunakan oleh kelompok retail besar, ketika melakukan transaksi bisnis dengan
para supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi
perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara
langsung dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain, tanpa
memerlukan hardcopy atau faktur, sehingga terhindar dari penundaan, kesalahan
yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia.
3. Internet
Commerce
Adalah
penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk aktivitas
perdagangan. Kegiatan komersial ini, seperti iklan dalam penjualan produk dan
jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet, antara lain
pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirimkan melalui pos atau
sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual.
Peran IT dalam Bisnis
Teknologi
informasi saat ini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Masyarakat
mengenal dan merasakan langsung manfaat dari perkembangan teknologi informasi
pada kehidupannya. Bisnis adalah salah satu bagian hidup masyarakat yang sangat
terpengaruh perubahan teknologi informasi. Teknologi informasi menjadi sangat
penting dan berpengaruh terhadap perkembangan suatu industri dalam bisnis.
Contoh dari teknologi informasi yang sangat memperngaruhi bisnis adalah
penggunaan internet, komputer, telekomunikasi, satelit, dsb. Teknologi
informasi membuat pekerja dalam suatu industri dapat berkomunikasi dan
menyelesaikan pekerjaanya tanpa harus bertatap muka sehingga perusahaan dapat
mencapai hasil yang produktif dangan cara yang lebih efisien. Dalam
perkembangan dunia bisnis saat ini, perusahaan dapat tertinggal dari pesaingnya
apabila tidak menguasai atau menerapkan teknologi informasi dalam industrinya.
Perusahaan
harus mengeluarkan modal yang tidak kecil untuk menerapkan teknologi informasi
di perusahaannya. Tetapi karena saat ini penggunaan teknologi informasi dapat
menjadi salah satu parameterkeunggulan suatu perusahaan, harga yang dibayar
tersebut memilikiopportunity cost yang sebanding. Namun bagi sebagian perusahaan
menganggap bahwa penggunaan teknologi informasi terhadap perkembangan bisnis
suatu perusahaan itu tidaklah penting, melainkan manajemennya yang harus
dibenahi. Teknologi informasi juga dapat digunakan untuk membantu kinerja
perusahaan dalam meningkatkan kecepatan integrasi pengetahuan dan aplikasinya
dengan mengumpulkan atau mengotomatiskan kegiatan-kegiatan rutin organisasi,
sehingga meringankan kerja para karyawan. Maka, seiring dengan bertambahnya
nilai perusahaan, perusahaan menggunakan teknologi informasi baik internet,
seperti email, dan papan buletin elektronik, intranets, database, sistem
manajemen data elektronik dan juga sistem manajemen pengetahuan untuk
meningkatkan sharingpengetahuan di antara para karyawannya.
Pada
beberapa perusahaan, segala informasi dan pengetahuan dikodifikasi dan
dikumpulkan dalam database sehingga mudah diakses dan digunakan oleh siapapun
di dalam perusahaan.Dalam bagian pergudangan dan produksi, teknologi informasi
dapat digunakan untuk mengontrol jumlah barang yang dihasilkan dan jumlah
barang yang keluar, sehingga ddata yang ada dapat lebih mudah diakses dan
teliti.
Dalam
bidang pemasaran teknologi informasi ini sangat dibutuhkan untuk kegiatan
pemasaran. Kegiatan pemasaran yang memanfaatkan teknologi informasi seperti
promosi produk via internet, penjualan barang secara online, dan penyedia
jasacustomer serviceonline. Contohnya adalah perusahaan Amazon yang menjual
buku dengan pemesanan online. Perusahaan ini menggunakan aplikasi
Costumerrelationship management(CRM), sehingga perusahaan ini memiliki
keunggulan kompetitif dari pesaingnya. Aplikasi tersebut dapat menbantu
mengelola hubungan perusahaan dengan pelanggannya, sehingga perusahaan tersebut
lebih kompetitif dibanding pesaingnya. Hal ini akhirnya berpengaruh pada
kinerja perusahaan yang lebih efektif dan efisien. Di Indonesia saat ini sudah
banyak situs-situs yang menjual barangnya secara online dan menyediakan
costumer servicesecara online pula. Umumnya perusahaan yang berkembang dan
memfokuskan diri pada pelanggan akan lebih peka terhadap perubahan teknologi
informasi.
Dalam
bidang manajemen karyawan, teknologi informasi mempermudah manajer untuk
mencari informasi tentang karyawannya. Pemberian gaji karyawan juga lebih mudah
karena bisa langsung dikirim lewat rekening. Manager dapat mengadakan pertemuan
atau rapat sewaktu-waktu tanpa harus bertemu secara langsung contohnya dengan
video converence. Pengiriman proposal atau tugas dari karyawan ke manajer
menjadi lebih mudah dengan memanfaatkan email sebagai sarana pengirim pesan.
Manajemen keuangan juga menjadi lebih mudah untuk dikontrol. Dengan menggunakan
software untuk keuangan dan akuntansi pencatatan arus keluar masuk uang lebih
mudah terkontrol dan mudah untuk di akses serta lebih efisien. Pencatatan keuangan
juga lebih praktis karena tidak membutuhkan buku untuk pencatatan secara
manual.
Tidak
salah lagi jika pada saat ini peran perkembangan teknologi informasi tidak
dapat dipisahkan dari dunia bisnis. Perkembangan teknologi informasi dapat
memberikan berbagai kemudahan dalam menjalankan aktivitas bisnis. Namun selain
memberikan kemudahan, teknologi informasi dapat disalah gunakan untuk hal yang
kurang baik. Oleh karena itu dalam penggunaannya harus dilakukan secara bijak
tanpa harus merugikan orang lain.
5.3 Pengaruh
pemanfaatan tekologi informasi dalam pengambilan keputusan bisnis
Membuat keputusan (decision
making)
Membuat keputusan (decision
making) adalah suatu proses memilih alternatif tertentu dari beberapa
alternatif yang ada. Jadi, membuat keputusan adalah suatu proses memilih antara
berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan. Semakin berpengalaman dalam
pengambilan keputusan, semakin besar pula kepercayaan diri yang akan semakin
berorientasi pula pada suatu tindakan. Jika seorang wirausaha mampu mengambil
suatu keputusan dalam batas-batas waktu yang masuk akal, mungkin ia mampu
mengambil suatu keputusan yang menguntungkan sehingga sewaktu-waktu muncul
peluang-peluang bisnis.
Di sini seorang Wirausaha harus
cepat mengambil suatu keputusan agar dapat menggunakan kesempatan
sebaik-baiknya. Wirausaha yang ingin maju dalam bisnisnya, harus dapat memutar
akal dengan mengandalkan intuisi, ide-ide yang penuh kreatif dan inovatif.
Mereka juga harus memandang persoalan dalam konteks yang lebih luas, sambil
mengingat bahwa keputusan-keputusan utama akan mempunyai akibat-akibat jangka
panjang atas operasi bisnisnya. Seorang wirausaha diharapkan lebih aktif dalam
dan lebih kreatif, karena ia harus membuat keputusan (decision making) tanpa
bantuan data-data kuantitatif (data berbentuk angka-angka) atau dukungan
staf yang berpengalaman.
Dalam perusahaan besar, biasanya
pembuatan dan pengambilan keputusan itu didasarkan atas dasar data-data dan
dokumentasi perusahaan yang terdapat dalam survei, laporan usaha, dan
sebagainya. Informasi ini biasanya telah dihimpun dengan cara yang sudah
ditentukan, sesuai dengan teknik-teknik pemecahan masalah.
Adapun pedoman untuk membuat
keputusan, kuncinya adalah sebagai berikut :
- Terlebih dahulu, tentukan fakta-fakta dari persoalan yang sudah dikenal.
- Identifikasi, bidang manakah dari persoalan-persoalan yang tidak berdasarkan fakta-fakta. Di bidang yang dikenal inilah, seorang Wirausaha harus menggunakan logika, penalaran, dan institusinya untuk membuat keputusan.
- Keberanian dan antusiasme sangat diperlukan dalam menerapkan sebuah keputusan
- Bersedia untuk mengambil tindakan agresif dalam menerapkan sebuah keputusan.
- Ambillah risiko yang sedang-sedang saja jika terdapat ketidakpastian yang besar
- Dalam keadaan tertentu, mungkin lebih baik untuk meneruskan sesuatu yang telah berhasil pada masa lampau.
- Jauhilah keputusan-keputusan yang akan mengubah secara drastis susunan organisasi yang sekarang.
- Keputusan perlu diuji cobakan dahulu.
Dengan berbagai alternatif yang ada
dalam pikiran, para Wirausaha akan dapat mengambil keputusan yang terbaik.
Banyak factor yang dapat mempengaruhi pembuatan keputusan (decision making),
diantaranya motivasi, persepsi, dan proses belajar. Dalam proses pembuatan
keputusan, kenyatannya ada Wirausaha yang berperilaku membuat keputusan secara
otomatis. Jika keputusan diambil berdasarkan pada pengalaman masa lalu,
hendaknnya tergantung juga pada tempat, waktu, pendidikan Wirausaha, dan
sebagainya.
- Seorang Wirausaha yang kreatif adalah yang pandai mengambil keputusan- keputusan yang tepat dalam bisnisnya.
- Seorang Wirausaha suksesnya tergantung pada kemampuan mengambil keputusan yang meningkatkan kemampuan meningkatkan laba bisnis pada masa mendatang.
- Seorang wirausaha yang ingin maju sangat tergantung pada ekspentasi masa depan dan keberlanjutan bisnisnya.
Faktor dan pertimbangan membuat
keputusan
Dalam mengelola bisnisnya, para
worausaha harus membuatkeputusan akhir dengan memperhatikan faktor-faktor dan
pertimbangan berikut:
- Ukuran dan kompleksitas bisnis.
- Harapan mengenai pertumbuhan dan perkembangan bisnis.
- Fasilitas jasa yang tersedia di daerah untuk berbagai instalasi sistem.
- Kualitas dan kuantitas dari staf yang tersedia untuk pelbagai jenis system dan fasilitas latihan yang tersedia.
- Jumlah transaksi yang harus diproses.
- Faktor-faktor keuangan.
Daftar Pustaka
Ivor K. Devies, 1987, Pengelolaan
Belajar, Jakarta: PT. Rajawali
Pers.
James G. Bobbins, Barbara S. Jones, 2006, Komunikasi yang
Efektif, untuk Pemimpin, Pejabat dan Usahawan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya.
Nitisemito, Alex. 1992. Manajemen Personalia. Jakarta :
Galia Indonesia.
Suranto AW, Komunikasi Efektif untuk Mendukung Kinerja
Perkantoran, (http://www.uny.ac.id/home/artikel.php?m=&I=3&k=23), 9 Febuari 2007.
repository.binus.ac.id/content/J0612/J061286157.ppt
Ayu Rezha Pahlevi
Hesilya
Ilham Saputra
Imron Saputra